Jakarta – Bayangkan kamu kerja sebagai pegawai negeri, masuk kantor pakai batik, pulang bawa map coklat, tapi tiba-tiba saldo rekening kamu miliaran rupiah. Bukan karena menang lotre atau jual NFT, tapi karena… bekingin situs judi online! Itulah yang terjadi pada tiga eks pegawai Kementerian Kominfo—eh maaf, sekarang namanya lebih keren: Kementerian Komunikasi Digital alias Komdigi.

Tiga pegawai ini, yang dikenal dengan inisial YPS, FD, dan YRS, bukan trio musisi, bukan juga tim debat nasional. Mereka adalah “Trio Serangkai Judol” — jagoan di balik layar yang bertugas menjaga situs judi online agar tetap hidup dan tak diblokir oleh sistem kementerian sendiri. Ibaratnya, mereka itu Satpam yang malah buka pintu buat maling, terus minta ongkos parkir.

YPS misalnya, dengan polos dan bangga mengaku dapat Rp 4,8 miliar dari “kerja sampingan”-nya itu. Dan yang bikin lebih absurd: dari jumlah itu, Rp 4,6 miliarnya diserahkan ke seseorang berinisial RE. Kenapa? Bukan sedekah, bukan investasi, tapi buat nutup mulut. Iya, tutup mulut. Gak main-main, ini bukan “uang rokok”, tapi “uang jangan-ngomong-satu-katapun.”

FD lebih niat lagi. Dia dapet Rp 12 miliar. Iya, M! Katanya sih buat beli kendaraan, biaya nikah, dan kebutuhan sehari-hari. Bro, kalau kebutuhan sehari-hari lo butuh Rp 12 miliar, kemungkinan besar lo bukan manusia biasa. Bisa jadi lo Iron Man yang lagi ngembangin teknologi baru. Dan oh iya, Rp 7 miliar juga diserahkan ke RE. Ini orang RE siapa sih? Master of Silence?

YRS gak mau ketinggalan. Doi kebagian Rp 4,9 miliar dan nyetor Rp 4,7 miliarnya ke orang yang sama, si RE. Luar biasa. Kalau lo mau hidup tenang, sekarang lo tau: jangan investasi di saham, investasi aja ke RE. Bisa jadiin rahasia lo tetap terkubur dengan elegan.

Yang bikin lebih nyesek, mereka ini bekerja di kementerian yang tugasnya ngeblokir situs judi. Tapi yang mereka lakukan? Bukan ngeblok, malah nge-whitelist. Bahasa gampangnya: mereka itu “petugas pemadam kebakaran” yang malah jual bensin ke rumah tetangga. Dan herannya lagi, sistemnya rapi banget. Ada yang jadi koordinator, ada agen, ada penadah, kayak franchise ayam goreng—cuma ini versi kriminalnya.

Publik mungkin masih bingung kenapa situs-situs judi online bisa bandel banget nggak diblok-blok. Nah, sekarang kita tau. Di balik semua pengawasan itu, ada tangan-tangan halus yang nggak ngeklik tombol blokir, tapi malah ngeklik “simpan sebagai favorit.”

Kita, rakyat biasa, disuruh bijak bersosial media, disuruh gak tergoda iklan “Spin to Win 10 Juta Tanpa Modal!” Tapi di kementerian, situs itu justru dirawat, disayang, dikasih tempat VIP, kayak tamu kehormatan.

Akhir kata, kisah ini mengajarkan banyak hal: kalau kamu punya rahasia besar, pastikan temen lo kayak RE—mahal tutup mulutnya, tapi efektif. Dan kalau kamu lihat situs judi gak diblokir-blokir, jangan langsung nuduh sinyal atau ISP… bisa jadi yang jaga pintu memang penggemar jackpot.